Tuesday, 12 June 2012

Bahasa Kei (Veveu Evav) : Hasil Penelitian Satu Abad Ed, Travis Universitas Pattimura dan Summer Institute of Linguistics

1. Lokasi
      Bahasa Kei (Veveu Evav) yang menajdi bahasa daerah (bahasa pergaulan) bagi penduduk di Kepulauan Kei Maluku Tenggara, termasuk rumpun bahasa Melayu-Polinesia Tengah, lihat Peta. Selain sebagai bahasa pertama (mother tongue) oleh suku Kei, bahasa Kei juga di jadikan bahasa kedua (lingua franca) oleh suku Kur (di Pulau Kur/Kuur, Teor & Ut/Uut) & suku Banda (dari Kepulauan Banda & sekarang menetap di Banda Ely/Eli & Banda Elat di Pulau Kei Besar). Berdasarkan jumlah konsonan, bahasa Kei terbagi atas dua dialek : Kei Kecil (Bagian Barat) & Kei Besar (Bagian Utara).

2. Sejarah Penelitian
Suku Kei sudah ada di Kepulauan Kei sebelum kapal Portugis tiba dan sejarahnya sampai sekarang masih berupa cerita lisan saja. Bahasa mereka baru mulai di teliti ketika Misionaris Yesuit dari Belanda tiba tahun 1888. Tidak lama kemudian Pastor Johanis Dominicus Kusters, SJ, berhasil mencetak buku "Katekismus", daftar perbendaharaan kata, dan tata bahasa. Kemudian pekerjaanya dialihkan kepada tenaga tarekat MSC.
      Pastor Henricus Guertjens sangat rajin meneliti bahasa dan kebudayaan Kei dan ia menerbitkan kamus (thn 1919), tata bahasa (thn 1921), etnografi (thn 1921), dan buku cerita (thn 1924). Buku etnografi dan buku cerita tersebut menjadi sumber kepustakaan bagi analisis kebudayaan daerah Indonesia Timur (van Wouden 1930; Nutz 1959).
      Karena ilmu bahasa belum begitu berkembang pada tahun 1920-an, Pastor Guertjens menguraikan bahasa Kei dengan pola bahasa Eropa. Langkah lebih lanjut untuk menggali morfologi bahasa Kei di usahakan oleh J.Kasihuw-Maturbong (1982). Kini E.Travis sedang meneliti morfologi, sintaksis, dan struktur wacana bahasa Kei.

3. Sastra dan Ananlisis Bahasa Kei
      Selain buku cerita yang di hasilkan oleh Pastor Guertjens, pada umumnya sampai sekarang sastra Kei masih lisan, baik cerita maupun nyanyian. Namun, beberapa cerita telah di terjemahkan kedalam bahasa Indonesia dan bahasa Inggris.
      Ejaan bahasa Kei yang di gunakan oleh Pastor-pastor Belanda mengikuti ejaan bahasa Belanda (baik lafal maupun penulisannya) sehingga ketiga fonem tidak di bedakan "f", "v", dan "w" tidak di bedakan. Vokal ditulis secara fonetis dengan berbagai diakritik kadang-kadang hamzah ditulis pada diakritik vokal berikutnya. Tidak banyak orang pribumi yang dapat membaca ejaan itu.
      Sebagaimana dengan daerah lainnya di Indonesia, Orang Kei juga telah meniru motif cerita asing. Pemeluk Agama Islam pada waktu dahulu memperkenalkan tokoh Abunawas (Seorang sastrawan Persia pada Abad-8) kepada suku Kei. Dalam cerita Kei Tokoh tersebut telah diubah menjadi orang Kei yang malas dan licik (Sejarah Abunawas dalam Guertjens, 1924). Cerita Gadis Angsa Putih (swan maiden), yang berasal dari mitos Agama Hindu di India, telah tersebar didaratan Asia Timur dan Asia Tenggara. Di Indonesia cerita ini telah muncul dipulau Jawa, Kalimantan, Sulawesi, dan Kei. Berikut ini garis besar cerita tersebut.

  • Seorang pria yang memanjat pohon dihutan dan memandang makhluk datang yang menjelma menjadi tujuh gadis bersaudara.
  • Kemudian tujuh gadis ini membuka pakaian dan mandi di suatu kolam.
  • Dengan diam-diam si pria mengambil pakaian si gadis bungsu dan menyembunyikannya .
  • Ketika matahari akan terbit, gadis-gadis tersebut mengenakan pakaian dan berangkat, tetapi gadis bungsu tertinggal karena pakaiannya tidak ada lagi.
  • Si pria datang dan meminta gadis bungsu menikah dengannya dan si gadis bungsu pun setuju.
  • Si pria membawa pulang pakaian si gadis bungsu dan menyimpannya di dapur.
  • Setelah mereka berdua mendapat seorang anak laki-laki, gadis bungsu menemukan pakaiannya, lalu pulang ke negeri asalnya.
  • Akhirnya, si pria dan anaknya berangkat mencari si gadis bungsu.

Di Kepulauan Kei, cerita tersebut adalah "Ikan Lodan dan Ikan Lumba-Lumba", yang menjadi sejarah totem untuk suatu merga di Pulau Kei Besar.

Cerita dalam Bahasa Kei
  • Keieeshce legenden (40 cerita ; Guertjens 1924)
  • Tomad vu'ut tabab (Afloubus 1985)
  • Te Idar (Kasihuw - Maturbongs 1990)
  • Sarit ntal mang kasian hir yan-te faak (terjemahan Travis) [Travis et. al. 1990]
Cerita dalam Bahasa Indonesia
  • Si Bungsu; Si Miskin (Lembaga Sejarah dan Antropologi 1975)
  • Ikan Lodan dan Ikan Lumba-lumba, Kei (Lembaga Sejarah dan Antropologi 1977)
  • Ceritera Tentang Padi, Kei (Lembaga Sejarah dan Antropologi 1977)
  • Nenek Te Idar yang Keramat (Anonymous 1978)
  • Terjadinya Danau Fanil (Anonymous 1978)
  • Ai ngam sorngai (Pragolapati 1981)
  • Papa Jadi Raja (Singo 1981)
  • Puteri Kayani dan Penyadap (Anonymous 1984)
  • Si Katak (Nooriyah 1986)
  • Loteo dan Puteri Lumba-lumba (cerita dari Kei) [Hasyati 1990]
Cerita dalam Bahasa Inggris
  • The Lodan Fish and The Porpoise (Ikan Lodan dan Ikan Lumba-lumba) [Koutsoukis 1970]
  • How Rice Come Into The World (Asal Usul Beras) [Shoelhi 1986]
Peribahasa
  • Mis'il-masal, liat-dalil, sukat sarang Evav (Renyaan 1989, Pattikayhatu et al. 1983)
Buku Agama (Terjemahan) 
  • Kategismoes Te Boek Agam (Anonymous 1918)
  • Sarit ental esnibnib haroe (Anonymous 1941a)
  • Esnibnib famur (Anonymous 1941b) 
  • Indjil norang s. Loekas (Nieuwenhius 1941a)
  • Indjil norang sant Joannes (Nieuwenhius 1941b) 
Nyanyian
  • Siksikar agam (Guertjens 1910) (terjemahan)
  • Buk siksikar I : Kumpulan lagu-lagu bahasa daerah Maluku Tenggara (Ogi 1985)
  • Buk siksikar II : Kumpulan lagu-lagu bahasa daerah Maluku Tenggara (Anonymous 1986)
  • Nyanyian adat dalam bahasa Kei (Renuat dan Tamher 1990)
  • Perkembangan lagu-lagu bahasa Kei dalam upacara Agama Katolik (Hungan 1990)
Kamus 
  • Woordenlijst der Keieesche taal (Guertjens 1919)
  • Kamus Belanda-Kei (Anonymous n.d.)
  • Kamus bahasa Belanda-Kei (Guertjens & Nieuwenhius 1948)
  • Woordenlijst Nederlands-Keiees A-K, K-Z (van Royen 1985)
  • Kamus percobaan veveu Evav-bahasa Indonesia (dengan indeks bahasa Indonesia-veveu Evav) (Travis 1990b)
Tata Bahasa
  • Spraakleer der Keieesche taal (Guertjens 1921a)
  • Tata bahasa Kei (percobaan) (Anonymous 1968)
  • Catatan mengenai fonologi dan morfologi bahasa Kei (Koedoeboenca 1970)
  • Tinjauan terhadap morfologi bahasa Kei (Evav) (Kasihuw-Maturbongs 1982)
  • Kei (Travis 1991a)
 4. Kesamaan dan Keunikan Bahasa Kei

Ciri bahasa Kei seperti bahasa lain di Maluku Tengah dan Maluku Tenggara, memiliki tujuh vokal dan enam belas konsonan. Pola susunan kata adalah SVO (subjek-verba-objek).

         I na'-an vu'ut.
         dia 3t-makan ikan
         'Dia makan ikan'

         Ya'au hob u- dok ohoi.
         Saya masih 1t-duduk kampung
         'Saya masih tinggal dikampung'

         Robi en-fiang seeng ver yama-n
         Robi 3t-beri uang kepada ayah-3t
         'Robi memberi uang kepada ayahnya.'

Sesuai dengan tipe SVO ini, bahasa Kei juga mempunyai preposisi.
         Na'a rahan.   'di rumah'
         Ver yana-n.   'kepada anaknya'
         Ental ohoi.     'dari kampung'
         Enhov nger.  'dengan parang'

Sintaksis frasa nomina adalah nomina + keterangan.
         Sab ihin  'daging sapi'
         Sapi isi

         Rahan la'ai   'rumah besar'
         Rumah basar

         Rubi     rat   lim  'lima ratus rupiah'
         Rupiah ratus lima

         Nuur    vatu   faak   he   'empat buah kelapa itu'
         Kelapa buah empat sana

Ada dua jenis sintaksis kepemilikan (prosesif) : untuk kerabat dan bagian tubuh (inalienable possession) dan untuk benda lain (alienable possession). Banding contoh pertama dan kedua.

         Yana-ng   'anakku'
         Mata-m    'matamu'

         Ya'au  ning    buuk   'buku saya'
         Saya  punya buku

         I      ni        suk  'dia suka'
         Dia punya suka

Pola kedua ini menyerupai sintaksis kepemilikan bahasa Melayu Ambon

         Beta pung buku    'buku saya'
         Ose pung kapala  'kepalamu'

Awalan verba menunjukan personal dan jumlah subjek klausa.

         Hir         er-ba    'mereka pergi'
         Mereka 3j-jalan

         Am     ma'-an        'kami makan'
         Kami 1j-makan

Seperti bahasa Indonesia, bahasa Kei mempunya beberapa klitika, yang berperanan penting dalam sunan kalimat dan wacana.
         Rak       'sudah; tanda pokok'
         Vuk       'pun; tanda pokok'
         Wat       'saja'
         Ka         tanda sikap pembicara
         La         waktu lampau

Bahasa yang paling mirip dengan bahasa Kei adalah bahasa Fordata di Maluku Tenggara (125 KM ke arah barat daya dari Kepulauan Kei). Bahasa Kei dan bahasa Fordata mempunyai persamaan kosakata 69%. Fonem bahasa Fordata (5 vokal 16 konsonan) sangat mirip dengan bahasa Kei. Tata bahasa dari kedua bahasa ini juga mirip.
      Meskipun banyak persamaan dengan bahasa tetangganya, bahasa Kei masih tetap berdiri sendiri. Dua vokal lemah (I dan U) sedang dalam proses menghilang karena sedikitnya kata yang masih mengandung fonem tersebut.

        béb  (bIb)   'sejenis siput laut'
        endòk (en-dUk) '3t-duduk'

Tekanan kata jatuh pada suku kata terakhir.

        vu'ut           'ikan'
        sangongo   'kupu-kupu'

Verba bahasa Kei kaya akan awalan (di bahas dalam point enam setelah point berikut).

5. Fonologi
Bahasa mempunyai tujuh vokal.
                Depan                Belakang
       Lidah      i                           u
       Tinggi       I                    U

       Lidah            e          o
       Rendah              a

Bahasa Kei mempunyai enam belas (16) konsonan.

Sebagaimana telah disinggung diatas, tekanan kata jatuh pada suku kata terakhir.
Dengan demikian jelaslah bahwa bahasa Kei mempunya semivokal dan vokal rangkap.

         /siw/   'sembilan'
         /ohoy/  'kampung'

         fan     'memanah'
         fa'an  'memberi makan'
         faan   'umpan'

Bentuk suku kata adalah (K)nVK)n

         V ;  o                 'engkau'
        VK ;  ut               'kita'
        KVK ; hir             'mereka'
        KKV ; sbo           'sarung'
        KKVK ; skuk        'burung hitam'
        KVKK ; var-benaun /var.be.nawn/     'rakus'

Bentuk kata adalah (S)n 'S

       S ; u    'rotan', ru  'dua', suk  'cumi-cumi',  slar  'jagung'
       S'S ; nean  'enam', yahau  'anjing',  branran  'laki-laki'
       SS'S ; metmetan  'hitam sekali',   ngaritin   'dangkal'
       SSS'S ; enmalmalit  'dia ketawa',  enfabahel   'dia melukai'

6. Morfologi

Kata ganti persona dan akhiran adalah sebagai berikut  :
















Tanda milik :
          lima-ng    'tanganku'
         yamar      'ayah mereka'
         i ni rahan  'rumahnya'
         it  did  skol   'sekolah kita'

Pada umumnya bagian awal kata sajalah yang diulangi untuk membentuk kata ulang.

         sian   'buruk' -->   sisian   'rusak sama sekali'
         smer  'pagi'  -->    smermer  'pagi-pagi'

Kata majemuk dibentuk dari awal akar kata.

        yana-d     +    ura     -d  --->  yan-ur    'pihak penerima mempelai wanita'
        anak 1ji     saudara 1ji   

        yea  -n     +    lima    -n   --->  ye-lim    'sumbangan'
       kaki   3t      tangan  3t

Ada beberapa jenis adjektiva :

                   -----------Contoh---------
Biasa          benau  avled               'banyak makanan'
ma-            benau  mafun              'makanan lembek'
nga-           benau ngahong           'makanan pedas'                   
ka-             benau kahir                  'makanan asin'

Verba bahasa Kei dapat diawali dengan satu sampai dengan tiga jenis awalan. Awalan pertama disesuaikan dengan persona subjek. Awalan ketiga sering menunjukan peranan subjek. Akhiran lokatif  -ik berfungsi seperti akhiran lokatif  -i bahasa Indonesia (seperti : men-dekat-i).

















lebleb  na-m-  divu   'perahu tenggelam'
         3t - TS - balik

i   wari-n   en-fa-t  mur           -ik    ya'au                 'adiknya membelakangi saya' (tidak mau melihat saya)
dia adik-3t    3t-JK-PS-belakang-LOK saya 

7. Penyesuaian terhadap bahasa Latin

    Bahasa Kei masih mempertahankan dan tata bahasanya tanpa terkena pengaruh dari bahasa Indonesia. Jika suatu kata diambil dari bahasa Indonesia atau bahasa Melayu setempat, fonologo bahasa Kei akan membuat kata tersebut sesuai dengan tata bunyi bahasa Kei. Dengan demikian, vokal terakhir mungkin dihilangkan agar tekanan kata jatuh pada suku kata terakhir, bunyi (p), menjadi (f), dan bunyi (g), menjadi (n).

















Kedangkalan adjektiva atau verba diubah menjadi nomina, walaupun artinya tetap sam.

                   dia kuat   --------->     i     ni         kuat     'dia kuat'
                                                    'dia   punya kuat'
                  dia suka   --------->     i      ni         suk      'dia suka'
                  dia merasa ------->     i      ni         ras       'dia merasa'

8. Pengembangan bahasa Kei

   Pada tanggal 25 s.d. 27 Oktober 1990 seminar bahasa Kei yang pertama diselenggarakan di Tual, Maluku Tenggara melalui kerjasama Universitas Pattimura dan Pemerintah Tingkat II Maluku Tenggara. Peserta seminar menyepakati tiga hal, masih sedang di kembangkan.
  • Ejaan praktis yang baku bagi Bahasa Kei (Ejaan ini sangat mirip dengan Bahasa Indonesia).
  • Penggunaan Bahasa Kei sebagai dan bahasa pengantar di samping Bahasa Indonesia di kelas 1, 2, dan 3 Sekolah Dasar dikawasan Bahasa Kei.
  • Perlu dibentuk suatu wadah Bahasa Kei guna mendokumentasikan, membina, dan mengembangkan Bahasa Kei.


********Skrip singkat ini, saya kutip tanpa ada bagian isi yang saya rubah, jika terdapat perubahan hanya pada cara penulisan tetapi tidak merubah isi dari pada "Laporan Hasil Penelitian Satu Abad : Ed, Travis, Universitas Pattimura dan Summer Institute of Linguistics" ini.

 

1 comment:

  1. Thanks and that i have a tremendous provide: How To Renovate House Exterior home renovation contract

    ReplyDelete