1. Lokasi
Bahasa Kei (Veveu Evav) yang
menajdi bahasa daerah (bahasa pergaulan) bagi penduduk di Kepulauan Kei
Maluku Tenggara, termasuk rumpun bahasa Melayu-Polinesia Tengah,
lihat Peta. Selain sebagai bahasa pertama (mother tongue) oleh suku Kei, bahasa Kei juga di jadikan bahasa kedua (lingua franca)
oleh suku Kur (di Pulau Kur/Kuur, Teor & Ut/Uut) & suku Banda
(dari Kepulauan Banda & sekarang menetap di Banda Ely/Eli &
Banda Elat di Pulau Kei Besar). Berdasarkan jumlah konsonan, bahasa Kei
terbagi atas dua dialek : Kei Kecil (Bagian Barat) & Kei Besar
(Bagian Utara).
2. Sejarah Penelitian
Suku Kei sudah ada di
Kepulauan Kei sebelum kapal Portugis tiba dan sejarahnya sampai
sekarang masih berupa cerita lisan saja. Bahasa mereka baru mulai di
teliti ketika Misionaris Yesuit dari Belanda tiba tahun 1888. Tidak
lama kemudian Pastor Johanis Dominicus Kusters, SJ, berhasil mencetak
buku "Katekismus", daftar perbendaharaan kata, dan tata bahasa.
Kemudian pekerjaanya dialihkan kepada tenaga tarekat MSC.
Pastor Henricus Guertjens sangat rajin meneliti bahasa dan kebudayaan
Kei dan ia menerbitkan kamus (thn 1919), tata bahasa (thn 1921),
etnografi (thn 1921), dan buku cerita (thn 1924). Buku etnografi dan
buku cerita tersebut menjadi sumber kepustakaan bagi analisis kebudayaan
daerah Indonesia Timur (van Wouden 1930; Nutz 1959).
Karena ilmu bahasa belum begitu berkembang pada tahun 1920-an, Pastor
Guertjens menguraikan bahasa Kei dengan pola bahasa Eropa. Langkah
lebih lanjut untuk menggali morfologi bahasa Kei di usahakan oleh
J.Kasihuw-Maturbong (1982). Kini E.Travis sedang meneliti morfologi,
sintaksis, dan struktur wacana bahasa Kei.
3. Sastra dan Ananlisis Bahasa Kei
Selain buku cerita yang di hasilkan oleh Pastor Guertjens, pada umumnya
sampai sekarang sastra Kei masih lisan, baik cerita maupun nyanyian.
Namun, beberapa cerita telah di terjemahkan kedalam bahasa Indonesia
dan bahasa Inggris.
Ejaan bahasa Kei yang di gunakan oleh
Pastor-pastor Belanda mengikuti ejaan bahasa Belanda (baik lafal
maupun penulisannya) sehingga ketiga fonem tidak di bedakan "f", "v",
dan "w" tidak di bedakan. Vokal ditulis secara fonetis dengan berbagai
diakritik kadang-kadang hamzah ditulis pada diakritik vokal berikutnya. Tidak banyak orang pribumi yang dapat membaca ejaan itu.
Sebagaimana dengan daerah lainnya di Indonesia, Orang Kei juga telah
meniru motif cerita asing. Pemeluk Agama Islam pada waktu dahulu
memperkenalkan tokoh Abunawas (Seorang sastrawan Persia pada Abad-8)
kepada suku Kei. Dalam cerita Kei Tokoh tersebut telah diubah menjadi
orang Kei yang malas dan licik (Sejarah Abunawas dalam Guertjens, 1924).
Cerita Gadis Angsa Putih (swan maiden), yang berasal dari mitos Agama
Hindu di India, telah tersebar didaratan Asia Timur dan Asia
Tenggara. Di Indonesia cerita ini telah muncul dipulau Jawa,
Kalimantan, Sulawesi, dan Kei. Berikut ini garis besar cerita
tersebut.
- Seorang pria yang memanjat pohon dihutan dan memandang makhluk datang yang menjelma menjadi tujuh gadis bersaudara.
- Kemudian tujuh gadis ini membuka pakaian dan mandi di suatu kolam.
- Dengan diam-diam si pria mengambil pakaian si gadis bungsu dan menyembunyikannya .
- Ketika matahari akan terbit, gadis-gadis tersebut mengenakan pakaian dan berangkat, tetapi gadis bungsu tertinggal karena pakaiannya tidak ada lagi.
- Si pria datang dan meminta gadis bungsu menikah dengannya dan si gadis bungsu pun setuju.
- Si pria membawa pulang pakaian si gadis bungsu dan menyimpannya di dapur.
- Setelah mereka berdua mendapat seorang anak laki-laki, gadis bungsu menemukan pakaiannya, lalu pulang ke negeri asalnya.
- Akhirnya, si pria dan anaknya berangkat mencari si gadis bungsu.
Di Kepulauan Kei, cerita tersebut adalah "Ikan Lodan dan Ikan Lumba-Lumba", yang menjadi sejarah totem untuk suatu merga di Pulau Kei Besar.
Cerita dalam Bahasa Kei
- Keieeshce legenden (40 cerita ; Guertjens 1924)
- Tomad vu'ut tabab (Afloubus 1985)
- Te Idar (Kasihuw - Maturbongs 1990)
- Sarit ntal mang kasian hir yan-te faak (terjemahan Travis) [Travis et. al. 1990]
- Si Bungsu; Si Miskin (Lembaga Sejarah dan Antropologi 1975)
- Ikan Lodan dan Ikan Lumba-lumba, Kei (Lembaga Sejarah dan Antropologi 1977)
- Ceritera Tentang Padi, Kei (Lembaga Sejarah dan Antropologi 1977)
- Nenek Te Idar yang Keramat (Anonymous 1978)
- Terjadinya Danau Fanil (Anonymous 1978)
- Ai ngam sorngai (Pragolapati 1981)
- Papa Jadi Raja (Singo 1981)
- Puteri Kayani dan Penyadap (Anonymous 1984)
- Si Katak (Nooriyah 1986)
- Loteo dan Puteri Lumba-lumba (cerita dari Kei) [Hasyati 1990]
- The Lodan Fish and The Porpoise (Ikan Lodan dan Ikan Lumba-lumba) [Koutsoukis 1970]
- How Rice Come Into The World (Asal Usul Beras) [Shoelhi 1986]
- Mis'il-masal, liat-dalil, sukat sarang Evav (Renyaan 1989, Pattikayhatu et al. 1983)
- Kategismoes Te Boek Agam (Anonymous 1918)
- Sarit ental esnibnib haroe (Anonymous 1941a)
- Esnibnib famur (Anonymous 1941b)
- Indjil norang s. Loekas (Nieuwenhius 1941a)
- Indjil norang sant Joannes (Nieuwenhius 1941b)
- Siksikar agam (Guertjens 1910) (terjemahan)
- Buk siksikar I : Kumpulan lagu-lagu bahasa daerah Maluku Tenggara (Ogi 1985)
- Buk siksikar II : Kumpulan lagu-lagu bahasa daerah Maluku Tenggara (Anonymous 1986)
- Nyanyian adat dalam bahasa Kei (Renuat dan Tamher 1990)
- Perkembangan lagu-lagu bahasa Kei dalam upacara Agama Katolik (Hungan 1990)
- Woordenlijst der Keieesche taal (Guertjens 1919)
- Kamus Belanda-Kei (Anonymous n.d.)
- Kamus bahasa Belanda-Kei (Guertjens & Nieuwenhius 1948)
- Woordenlijst Nederlands-Keiees A-K, K-Z (van Royen 1985)
- Kamus percobaan veveu Evav-bahasa Indonesia (dengan indeks bahasa Indonesia-veveu Evav) (Travis 1990b)
- Spraakleer der Keieesche taal (Guertjens 1921a)
- Tata bahasa Kei (percobaan) (Anonymous 1968)
- Catatan mengenai fonologi dan morfologi bahasa Kei (Koedoeboenca 1970)
- Tinjauan terhadap morfologi bahasa Kei (Evav) (Kasihuw-Maturbongs 1982)
- Kei (Travis 1991a)
Ciri bahasa Kei seperti bahasa lain di Maluku Tengah dan Maluku Tenggara, memiliki tujuh vokal dan enam belas konsonan. Pola susunan kata adalah SVO (subjek-verba-objek).
I na'-an vu'ut.
dia 3t-makan ikan
'Dia makan ikan'
Ya'au hob u- dok ohoi.
Saya masih 1t-duduk kampung
'Saya masih tinggal dikampung'
Robi en-fiang seeng ver yama-n
Robi 3t-beri uang kepada ayah-3t
'Robi memberi uang kepada ayahnya.'
Sesuai dengan tipe SVO ini, bahasa Kei juga mempunyai preposisi.
Na'a rahan. 'di rumah'
Ver yana-n. 'kepada anaknya'
Ental ohoi. 'dari kampung'
Enhov nger. 'dengan parang'
Sintaksis frasa nomina adalah nomina + keterangan.
Sab ihin 'daging sapi'
Sapi isi
Rahan la'ai 'rumah besar'
Rumah basar
Rubi rat lim 'lima ratus rupiah'
Rupiah ratus lima
Nuur vatu faak he 'empat buah kelapa itu'
Kelapa buah empat sana
Ada
dua jenis sintaksis kepemilikan (prosesif) : untuk kerabat dan bagian
tubuh (inalienable possession) dan untuk benda lain (alienable
possession). Banding contoh pertama dan kedua.
Yana-ng 'anakku'
Mata-m 'matamu'
Ya'au ning buuk 'buku saya'
Saya punya buku
I ni suk 'dia suka'
Dia punya suka
Pola kedua ini menyerupai sintaksis kepemilikan bahasa Melayu Ambon
Beta pung buku 'buku saya'
Ose pung kapala 'kepalamu'
Awalan verba menunjukan personal dan jumlah subjek klausa.
Hir er-ba 'mereka pergi'
Mereka 3j-jalan
Am ma'-an 'kami makan'
Kami 1j-makan
Seperti bahasa Indonesia, bahasa Kei mempunya beberapa klitika, yang berperanan penting dalam sunan kalimat dan wacana.
Rak 'sudah; tanda pokok'Vuk 'pun; tanda pokok'
Wat 'saja'
Ka tanda sikap pembicara
La waktu lampau
Bahasa yang paling mirip dengan bahasa Kei adalah bahasa Fordata di
Maluku Tenggara (125 KM ke arah barat daya dari Kepulauan Kei). Bahasa
Kei dan bahasa Fordata mempunyai persamaan kosakata 69%. Fonem bahasa
Fordata (5 vokal 16 konsonan) sangat mirip dengan bahasa Kei. Tata
bahasa dari kedua bahasa ini juga mirip.
Meskipun banyak
persamaan dengan bahasa tetangganya, bahasa Kei masih tetap berdiri
sendiri. Dua vokal lemah (I dan U) sedang dalam proses menghilang karena
sedikitnya kata yang masih mengandung fonem tersebut.
béb (bIb) 'sejenis siput laut'
endòk (en-dUk) '3t-duduk'
Tekanan kata jatuh pada suku kata terakhir.
vu'ut 'ikan'
sangongo 'kupu-kupu'
Verba bahasa Kei kaya akan awalan (di bahas dalam point enam setelah point berikut).
5. Fonologi
Bahasa mempunyai tujuh vokal.
Depan Belakang
Lidah i u
Tinggi I U
Lidah e o
Rendah a
Bahasa Kei mempunyai enam belas (16) konsonan.
Sebagaimana telah disinggung diatas, tekanan kata jatuh pada suku kata terakhir.
Dengan demikian jelaslah bahwa bahasa Kei mempunya semivokal dan vokal rangkap.
/siw/ 'sembilan'
/ohoy/ 'kampung'
fan 'memanah'
fa'an 'memberi makan'
faan 'umpan'
Bentuk suku kata adalah (K)nVK)n
V ; o 'engkau'
VK ; ut 'kita'
KVK ; hir 'mereka'
KKV ; sbo 'sarung'
KKVK ; skuk 'burung hitam'
KVKK ; var-benaun /var.be.nawn/ 'rakus'
Bentuk kata adalah (S)n 'S
S ; u 'rotan', ru 'dua', suk 'cumi-cumi', slar 'jagung'
S'S ; nean 'enam', yahau 'anjing', branran 'laki-laki'
SS'S ; metmetan 'hitam sekali', ngaritin 'dangkal'
SSS'S ; enmalmalit 'dia ketawa', enfabahel 'dia melukai'
6. Morfologi
Kata ganti persona dan akhiran adalah sebagai berikut :
Tanda milik :
lima-ng 'tanganku'
yamar 'ayah mereka'
i ni rahan 'rumahnya'
it did skol 'sekolah kita'
Pada umumnya bagian awal kata sajalah yang diulangi untuk membentuk kata ulang.
sian 'buruk' --> sisian 'rusak sama sekali'
smer 'pagi' --> smermer 'pagi-pagi'
Kata majemuk dibentuk dari awal akar kata.
yana-d + ura -d ---> yan-ur 'pihak penerima mempelai wanita'
anak 1ji saudara 1ji
yea -n + lima -n ---> ye-lim 'sumbangan'
kaki 3t tangan 3t
Ada beberapa jenis adjektiva :
-----------Contoh---------
Biasa benau avled 'banyak makanan'
ma- benau mafun 'makanan lembek'
nga- benau ngahong 'makanan pedas'
ka- benau kahir 'makanan asin'
Verba bahasa Kei dapat diawali dengan satu sampai dengan tiga jenis awalan. Awalan pertama disesuaikan dengan persona subjek. Awalan ketiga sering menunjukan peranan subjek. Akhiran lokatif -ik berfungsi seperti akhiran lokatif -i bahasa Indonesia (seperti : men-dekat-i).
lebleb na-m- divu 'perahu tenggelam'
3t - TS - balik
i wari-n en-fa-t mur -ik ya'au 'adiknya membelakangi saya' (tidak mau melihat saya)
dia adik-3t 3t-JK-PS-belakang-LOK saya
7. Penyesuaian terhadap bahasa Latin
Bahasa Kei masih mempertahankan dan tata bahasanya tanpa terkena
pengaruh dari bahasa Indonesia. Jika suatu kata diambil dari bahasa
Indonesia atau bahasa Melayu setempat, fonologo bahasa Kei akan membuat
kata tersebut sesuai dengan tata bunyi bahasa Kei. Dengan demikian,
vokal terakhir mungkin dihilangkan agar tekanan kata jatuh pada suku
kata terakhir, bunyi (p), menjadi (f), dan bunyi (g), menjadi (n).
Kedangkalan adjektiva atau verba diubah menjadi nomina, walaupun artinya tetap sam.
dia kuat ---------> i ni kuat 'dia kuat'
'dia punya kuat'
dia suka ---------> i ni suk 'dia suka'
dia merasa -------> i ni ras 'dia merasa'
8. Pengembangan bahasa Kei
Pada
tanggal 25 s.d. 27 Oktober 1990 seminar bahasa Kei yang pertama
diselenggarakan di Tual, Maluku Tenggara melalui kerjasama Universitas
Pattimura dan Pemerintah Tingkat II Maluku Tenggara. Peserta seminar
menyepakati tiga hal, masih sedang di kembangkan.
- Ejaan praktis yang baku bagi Bahasa Kei (Ejaan ini sangat mirip dengan Bahasa Indonesia).
- Penggunaan Bahasa Kei sebagai dan bahasa pengantar di samping Bahasa Indonesia di kelas 1, 2, dan 3 Sekolah Dasar dikawasan Bahasa Kei.
- Perlu dibentuk suatu wadah Bahasa Kei guna mendokumentasikan, membina, dan mengembangkan Bahasa Kei.
********Skrip singkat ini, saya kutip tanpa ada bagian isi yang saya rubah, jika terdapat perubahan hanya pada cara penulisan tetapi tidak merubah isi dari pada "Laporan Hasil Penelitian Satu Abad : Ed, Travis, Universitas Pattimura dan Summer Institute of Linguistics" ini.
Thanks and that i have a tremendous provide: How To Renovate House Exterior home renovation contract
ReplyDelete